Senin, 05 Desember 2011

Objek, Metode Instansi dan Variable Instansi

Pemrograman berorientasi objek bermaksud untuk memecahkan masalah programming mirip dengan cara berfikir manusia dan bagaimana manusia berinteraksi dengan dunia. Kita telah melihat bagaimana masalah programming dipecahkan dengan membaginya menjadi instruksi-instruksi kecil yang dirangkai menjadi suatu kesatuan tugas. Cara ini disebut juga dengan pemrograman berdasarkan prosedur.
Pada pemrograman berorientasi objek, kita membagi masalah pemrograman berdasarkan objek atau "sesuatu" benda. Objek ini diibaratkan seperti makhluk hidup, yaitu memiliki ciri-ciri fisik dan juga perilaku. Dalam pemrograman berorientasi objek, ciri-ciri fisik ini disebut juga sebagai atribut, pada dasarnya berisi informasi tentang objek tersebut. Sedangkan perilaku disebut sebagai metode, yaitu bagaimana suatu objek bertindak atau melakukan sesuatu.
Dengan cara ini diharapkan pemrograman berorientasi objek merupakan pemrograman yang lebih alami dibandingkan dengan pemrograman berorientasi prosedur, karena cara fikir kita sudah terbiasa dengan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia.
Sampai tingkat tertentu, PBO hanya merubah cara pandang programmer. Objek dalam kaitannya dengan dasar pemrograman adalah gabungan dari variabel (dalam hal ini atribut) dan subrutin (yaitu metode) yang berinteraksi dengan variabel pada objek.
Banyak bahasa pemrograman lain yang juga mendukung konsep PBO, akan tetapi Java merupakan bahasa yang mendukung penuh PBO, di antaranya karena Java memiliki beberapa fitur penting yang berbeda dari bahasa standar. Untuk menggunakan fitur ini, kita harus mengubah cara pandang kita terlebih dahulu.
Objek terkait erat dengan kelas. Kita telah bahas dan mencoba beberapa contoh kelas pada bab-bab sebelumnya. Seperti kita lihat pula bahwa kelas memiliki variabel dan subrutin.
Jika objek juga memiliki variabel dan subrutin, lalu apa bedanya dengan kelas? Lalu mengapa kita harus memiliki cara pandang berbeda dengan cara kita melihat kelas? Sepertinya apabila kita lihat contoh-contohnya sebelumnya, perbedaannya hanya menghilangkan kata "static" dari deklarasi variabel dan subrutinnya, khan?
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa kelas mendeskripsikan suatu objek, atau lebih tepatnya, bagian non "static" mendeskripsikan suatu objek. Mungkin bahasa biologi, kelas adalah species, sedangkan objek merupakan individu. Human sapiens (nama biologi manusia) adalah kelas, sedangkan Anda, saya, ibu, bapak, pak hansip adalah objek. Masing-masing dari kita memiliki "blueprint" atau cetak biru yang sama, tetapi kita memiliki ciri-ciri yang berbeda, rambut, mata, telinga, tinggi badan, berat badan, dan juga perilaku kita saat makan, minum, belajar, dan lain-lain.
Dalam sudut pandang pemrograman, kelas digunakan untuk menciptakan suatu objek. Atau dengan kata lain, kelas adalah pabrik pembuat objek. Bagian non-statik dari suatu kelas adalah bagian yang memuat detail suatu objek, yaitu apa isi variabel dan metodenya. Perbedaan kelas dan objek adalah : Objek diciptakan dan dihancurkan ketika program berjalan, sehingga kita bisa memiliki beberapa objek sekaligus.

Sabtu, 22 Oktober 2011

Pengertian Pemrograman Berorientasi Objek

Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya.
II Konsep Pemrograman Berorientasi Obyek
Hidup di dunia terdiri dari banyak objek. Objek ini berada disekitar, bisa dibuat, dipakai dalam bisnis dan dalam produk yang kita gunakan. Objek ini bisa dikategorikan, digambarkan, dimanipulasi dan dibuat. Oleh karena itu bukanlah suatu hal yang baru, bahwa pandangan yang berorientasi objek diusulkan untuk pengembangan perangkat lunak komputer.
Penggunaan Pemrograman berorientasi objek pertama kali diusulkan akhir tahun 1960. Walaupun demikian perlu 20 tahun sehingga teknologi ini mulai banyak digunakan. Antara tahun 1990-1995, pemrograman berorientasi objek menjadi paradigma pilihan bagi pengembang produk perangkat lunak, karena dengan teknik ini pembuatan akan lebih cepat dan menghasilkan program yang berkualitas baik.

Bahasa pemrograman

Bahasa pemrograman yang mendukung OOP antara lain:
- Visual Foxpro
- Java
- C++
- Pascal (bahasa pemrograman)
- Visual Basic.NET
- SIMULA
- Smalltalk
- Ruby
- Python
- PHP
- C#
- Delphi
- Eiffel
- Perl
- Adobe Flash AS 3.0

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pemrograman_berorientasi_objek

Pemrograman berorientasi objek


Pemrograman berorientasi objek (Inggris: object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya,

Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.

== Konsep dasar dari Pemrograman Berorientasi Objek Pemrograman orientasi-objek menekankan konsep berikut:
- Kelas — kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh 'class of dog' adalah suatu unit yang terdiri atas definisi-definisi data dan fungsi-fungsi yang menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan dari anjing. Sebuah class adalah dasar dari modularitas dan struktur dalam pemrograman berorientasi object. Sebuah class secara tipikal sebaiknya dapat dikenali oleh seorang non-programmer sekalipun terkait dengan domain permasalahan yang ada, dan kode yang terdapat dalam sebuah class sebaiknya (relatif) bersifat mandiri dan independen (sebagaimana kode tersebut digunakan jika tidak menggunakan OOP). Dengan modularitas, struktur dari sebuah program akan terkait dengan aspek-aspek dalam masalah yang akan diselesaikan melalui program tersebut. Cara seperti ini akan menyederhanakan pemetaan dari masalah ke sebuah program ataupun sebaliknya.
- Objek - membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam sebuah program komputer; objek merupakan dasar dari modularitas dan struktur dalam sebuah program komputer berorientasi objek.
- Abstraksi - Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem, tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan.
- Enkapsulasi - Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi izin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.
- Polimorfisme melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim. Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan menggerakan sayapnya dan terbang. Bila seekor singa menerima pesan yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah variabel tungal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek yang berbeda selagi program berjalan, dan teks program yang sama dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda dalam pemanggilan yang sama. Hal ini berlawanan dengan bahasa fungsional yang mencapai polimorfisme melalui penggunaan fungsi kelas-pertama.
- Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bag administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bag administrasi untuk mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut melalui objek petugas adminiistrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi tugasnya sendiri.